Publikasi
Pengalaman IMDFF-DR Dalam Pemulihan Bencana di Mentawai dan Merapi 2012-2013
Pengalaman IMDFF-DR Dalam Pemulihan Bencana di Mentawai dan Merapi 2012-2013Intervensi Program Merapi Livelihood Recovery IOM – IMDFFDR - D.I Yogyakarta and Jawa Tengah
Intervensi Program Merapi Livelihood Recovery IOM – IMDFFDR - D.I Yogyakarta and Jawa TengahLaporan Akhir Koordinasi Pendanaan Penanggulangan Bencana - Indonesia Disaster Fund
Laporan Akhir Koordinasi Pendanaan Penanggulangan Bencana - Indonesia Disaster FundForum Sharing Pencapaian dan Peningkatan Jejaring (SHAPE Forum)
Pemanfaatan Sistem Infromasi Desa untuk Kebencanaan
Ferdinan Samaloisa
Ketua Kelompok Petani Kakao
Mentawai
“Terima kasih kepada FAO atas dukungan menghadirkan petani kakao pada simposium Kakao Nasional di Padang. Berbagai pernyataan yang kami terima mengenai baiknya kualitas kakao Mentawai telah menambah kepercayaan diri kami untuk semakin giat meningkatkan produksi dan mentargetkan pasar luar selain Sikakap dan Padang.”
Januar
Peserta Pelatihan Servis Motor
Mentawai
Anak bungsu dari tiga bersaudara ini sebelumnya bekerja dengan orangtuanya di sebuah perkebunan keluarga di Malakopa, Pagai Selatan. Mereka membudidayakan minyak kakao, kelapa dan nilam. Namun tsunami memaksa Januar dan keluarganya meninggalkan ladang perkebunan yang hancur di dekat pantai.
Januar dan keluarganya pindah ke lokasi yang lebih tinggi dan selanjutnya membuka ladang perkebunan baru. Merekapun melanjutkan usaha pembuatan minyak kakao dan nilam. Seperti halnya warga masyarakat lain yang terpaksa pindah dan membuka ladang perkebunan baru, penghasilan mereka belum pulih seperti sedia kala.
Januar hanya punya sedikit pengalaman dalam memperbaiki motor sebelum bergabung dalam program pelatihan ini. Satu-satunya pengalaman yang ia miliki hanyalah memperbaiki motornya sendiri. Meskipun demikian, ia ingin mengikuti kursus pelatihan servis motor dan menabung untuk dapat mengikuti kursus. “Saat ILO menawarkan program servis motor secara gratis, (tawaran) tersebut seperti mimpi yang jadi kenyataan. Saya hidup dalam impian dan saya berencana untuk membuka bengkel motor di desa saya setelah menyelesaikan pelatihan ini,” katanya.
Dermailis
Peserta Pelatihan Ketrampilan Membuat Furnitur
Mentawai
Dermalis tinggal bersama ayah dan adiknya di Malakopa, Pagai Selatan. Sebelum tsunami, keluarga ini bermimpi dapat membangun rumah baru di ladang kakao dan nilam mereka. Namun, bencana tsunami memaksa mereka melupakan impian tersebut. Ladang perkebunan mereka hancur. Bahkan, keluarga ini kehilangan ibu mereka akibat tsunami.
Kekita ILO menyediakan peluang pelatihan ketrampilan membuat furnitur, ia memutuskan untuk membuat usaha perkayuan furnitur sebagai kariernya di masa mendatang. “Tidak pernah terlintas di benak saya bagaimana dapat membangun sendiri usaha di bidang perkayuan. Apa yang saya ketahui hanyalah perkebunan dan tadinya rencana saya di masa mendatang hanyalah melanjutkan usaha perkebunan milik keluarga,” katanya. “Setelah bergabung dalam pelatihan ini, saya belajar keterampilan keterampilan baru yang mudah diterapkan. Harapan saya di masa mendatang adalah membuka usaha furnitur bersama ayah saya.”
Lilis Suryani
Peserta Pelatihan Pembuatan Makanan Ringan
Mentawai
Lilis bekerja di perkebunan milik keluarga di Desa Bulasat, Pagai Selatan. Ingin membantu perekonomian orangtua dan adik-adiknya, Lilis juga mengembangkan usaha kebutuhan sehari-hari. Namun, tsunami berdampak besar terhadap mata pencarian Lilis dan keluarganya. Memperoleh penghasilan yang layak menjadi sangat sulit karena warga desa pindah ke lokasi yang lebih tinggi. Lilis harus ikut meninggalkan pekerjaan di Desa Bulasat dan kehilangan mata pencarian.
Kemudian, Lilis mendengar akan diadakan program pelatihan pembuatan makanan ringan. Ia kembali bersemangat. Ia tahu saat itu belum ada produsen makanan ringan di daerahnya. “Waktu saya mendengar tentang pelatihan tersebut, saya segera mengambil kesempatan sekali seumur hidup ini,” katanya.
Lilis mengikuti program pelatihan bukan semata untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya. Ia juga ingin memanfaatkan kesempatan tersebut agar bermanfaat bagi masyarakat. “Setelah pelatihan, saya ingin mengundang perempuan pengangguran di lingkungan saya untuk mempelajari sarana perdagangan. Saya ingin berbagi pengetahuan dan keterampilan yang saya peroleh dari pelatihan dengan warga setempat. Mereka dapat memproduksi makanan ringan untuk selanjutnya dijual ke kota-kota lain di sekitar Mentawai sehingga kondisi kehidupan dan penghasilan mereka meningkat,” katanya.
Saat ini, Lilis telah menerima pesanan secara rutin dari salah satu toko makanan ringan terkenal di Padang untuk produk keripik talas. Setiap minggu, Lilis mengirimkan 100 bungkus keripik talas ke Padang. Lilis berhasil menyediakan lahan pekerjaan bagi paling tidak 10 perempuan di desanya. Ia berharap dapat memasarkan produknya ke lebih banyak toko di Padang dan Tua Pejat sehingga dapat melibatkan lebih banyak perempuan lagi di desanya.