« Kembali

Program Pengembangbiakan Burung Hantu

Kategori : Building Community Resilience

FAO mendukung pengembangbiakan burung hantu (Tyto alba) untuk mengurangi hama tikus di Desa Babadan, Kecamatan Ngancar. Tahap awal telah dilakukan diskusi awal dengan Dinas Pertanian, petani nanas dan para ahli. Kemudian kunjungan ke peternakan burung hantu di Desa Keling, Kecamatan Kepung dan Desa Cancangan di Kecamatan Cangkringan. Setelah itu, dilakukan kegiatan sosialisasi, diskusi kelompok terfokus, survei lapangan, studi lapangan, kerja lapangan dan bantuan teknis.

Integrasi penanganan hama tanaman dengan menggunakan predator alami burung hantu (Tyto alba) untuk mengurangi serangan hama tikus pada lahan pertanian di Kabupaten Kediri telah dimulai sejak November 2015. Kegiatan ini diharapkan memperkuat strategi pengembangan pertanian dan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat di daerah rawan bencana Gunung Kelud.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, beberapa kegiatan awal telah dilaksanakan antara lain: Survei Lapangan sebanyak dan bantuan Teknis. Berdasarkan hasil temuan dari kegiatan survei lapangan dan diskusi dengan kelompok petani, dengan adanya penangkaran burung hantu tersebut dapat mengurangi tingkat kerusakan tanaman (nenas) yang diakibatkan oleh hama tikus dari 80-90% menjadi sekitar 15-25%. Hal ini penting, bagaimana membuat intervensi yang baik dan membangun fungsi alami dari burung hantu (Tyto Alba) untuk mengendalikan populasi hewan pengerat.

Melalui kegiatan lapangan ini, baik inisiasi, diskusi, koordinasi dan kolaborasi diharapkan akan dapat mengurangi kesenjangan kapasitas (pengetahuan dan keterampilan) antar kelompok tani dan pihak terkait dalam menerapkan penanganan hama tikus secara terpadu yang ramah lingkungan. Meningkatkan kesinambungan dan penguatan kapasitas "pertanian tangguh (strategi pengurangan risiko bidang pertanian) di daerah rawan bencana gunung api, terutama dalam menghadapi hama tikus yang menyerang tanaman masa depan dan bencana gunung berapi di masa depan.